Diagnosa dan Penanganan Bulkhorderia mallei di Laboratorium

I.         Pendahuluan
Burkholderia mallei (sebelumnya Pseudomonas mallei) adalah bakteri gram negatif, batang, non-motil. Penyebab penyakit glanders, sebuah penyakit langka menyerang spesies kuda dan manusia. Sementara fokus endemik infeksi ada di beberapa daerah di dunia, infeksi alami glanders sangat langka di Amerika Serikat (Godoy D, et al 2003).
Sebagian besar organisme dalam keluarga Burkholderiaceae hidup di tanah, namun, B. mallei tidak, karena B. mallei adalah patogen obligat mamalia dan akan menginfeksi dari satu host ke host yang lain. Glanders sangat menular pada kuda dan keledai dan dapat ditransmisikan ke hewan lain dan manusia.
Glanders dijelaskan oleh Hippocrates dan telah lama diakui sangat beresiko  bagi orang-orang yang bekerja dalam menangani kuda, dokter hewan, tukang jagal kuda, dan pekerja laboratorium. Bersama dengan anthrax, glanders terlibat dalam penggunaan senjata biologis ketika agen Jerman menargetkan kuda Amerika Serikat, Rumania, Spanyol, Norwegia, dan Argentina antara tahun 1915 dan 1918 (Currie J. B 2004).
Wilhelm Schütz dan Friedrich Löffler pertama kali mengisolasi Burkholderia mallei pada tahun 1882. Bakteri diisolasi dari hati yang terinfeksi dan limpa kuda. Bakteri ini juga merupakan salah satu dari yang pertama diidentifikasi yang mengandung sistem sekresi tipe VI yang penting bagi patogenisitas nya (Godoy D, et al 2003).


II.         Diagnosa
Gejala Klinis
Diagnosa di dasarkan pada gejala klinis dan pertumbuhan mikroorganisme pada media kultur. Tes cepat untuk mendiagnosa belum tersedia. Masa inkubasi bervariasi tergantung pada tempat infeksi dan karakteristik transmisi. Masa inkubasi dapat berkisar dari 1 sampai 14 hari, masa inkubasi pendek (1 sampai 2 hari) yang mungkin dengan inhalasi, dan waktu yang lebih lama mungkin dengan paparan kulit.
Gejala yang umum terjadi meliputi malaise, demam, menggigil, dan kelelahan yang umum di awal infeksi, selanjutnya tergantung pada metode infeksi, gejala yang lebih spesifik mungkin mengikuti. Tanpa pemberian antibiotik, kematian dapat terjadi dalam waktu 10 hari . Penyebaran sistemik 1 sampai 4 minggu dapat mengakibatkan infeksi pada hampir semua organ, dan sistem saraf pusat.
Jenis infeksi
karakteristik
akut
lokal
infeksi lokal dengan ulserasi oral, hidung, dan / atau jaringan mata
pulmonary
• Infeksi paru-paru setelah menghirup aerosol B.mallei atau menyebar melalui darah
•   Dapat menyebabkan pneumonia, abses paru, dan efusi pleura
septicemic
•    Infeksi sistemik septicemia dalam aliran darah
•  Setelah tiba-tiba mengalami gejala, kematian terjadi dalam waktu 7-10 hari
kronis
asimptomatik
•   Asimtomatik kronis Ditandai dengan flare-up dan remisi infeksi selama bertahun-tahun, beberapa pasien mungkin asimtomatik
•  Gejala yang paling umum adalah abses yang mungkin terjadi pada kulit atau abses intramuskular pada tungkai
•    Hati, limpa, atau kulit mungkin juga terpengaruh

Pertumbuhan Pada Media Kultur
B. mallei dan B. pseudomallei dapat  di kultur pada nutrient agar dari darah, eksudat, dan nanah pada abses. Ketika tumbuh dalam media kultur, B. mallei tumbuh dengan koloni halus, abu-abu transparn. Dalam jangka waktu 18 jam pada suhu 37 ° C, koloni B. mallei dapat tumbuh sekitar 0.5-1 mm. Pertumbuhan B. mallei pada MacConkey agar adalah bervariasi. Banyak ahli mikrobiologi tidak terbiasa dengan B. mallei dan sebagai hasilnya sudah sering salah diidentifikasi sebagai spesies Pseudomonas atau sebagai kontaminan dalam suatu media kultur (Fong, I.W., and Alibek, K. 2005).

III.         Transmisi Penularan
Penularan dari manusia ke manusia dapat terjadi melalui droplet pernapasan yang sangat menular dan sekresi kulit. Tetapi penularan dari manusia ke manusia jarang terjadi. Glanders sangat menular pada kuda, kambing, dan keledai. Transmisi zoonosis dapat terjadi pada manusia.

IV.         Penanganan di Laboratorium
Glanders terjadi hampir secara eksklusif pada individu-individu yang bekerja dengan spesies kuda dan / atau menangani kultur B. mallei di laboratorium. B. mallei bisa sangat menular di laboratorium. Kasus glanders dilaporkan pada manusia di Amerika Serikat selama 50 tahun terakhir dihasilkan dari Mode exposure. Penularan di laboratorium mungkin termasuk inhalasi atau paparan mukokutan.
B. mallei bisa sangat berbahaya di laboratorium. Dalam laporan biosafety, setengah dari pekerja di laboratorium yang meneliti B. mallei terinfeksi dalam waktu satu tahun bekerja dengan organisme. Infeksi yang didapat di laboratorium telah dihasilkan dari aerosol dan exposure kulit, infeksi Laboratorium biasanya disebabkan oleh paparan kultur bakteri daripada spesimen klinis. Para pekerja harus mengambil tindakan pencegahan untuk menghindari paparan aerosol dari kultur bakteri, jaringan dan drainase purulen dari korban penyakit ini.
                Isolasi utama dari cairan pasien atau jaringan dapat dilakukan dengan BSL-2, dan fasilitas di BSC. Prosedur harus dilakukan pada BSL-3 yang dapat mencegah penularan aerosol atau tetesan spesimen, seperti selama sentrifugasi atau penanganan hewan yang terinfeksi, atau ketika sejumlah besar agen diproduksi. Prosedur dilakukan di luar dari BSC (sentrifugasi, manipulasi hewan, dll) yang menghasilkan aerosol menular membutuhkan alat perlindungan pernapasan.  Sealed cups harus digunakan untuk sentrifus dan harus dibuka hanya di dalam BSC. Sarung tangan harus dipakai ketika bekerja dengan bahan yang mungkin infeksius atau dengan hewan. Bekerja dengan hewan yang terinfeksi B. mallei harus dilakukan dengan fasilitas ABSL-3 (Wilson E. D. Et al 2009).

V.         Pencegahan dan Pengobatan
Pencegahan tergantung pada kontrol glanders pada spesies kuda dan tindakan pencegahan yang ketat untuk mencegah infeksi. Berbeda halnya dengan melioidosis, isolasi dari semua orang yang terinfeksi sangat dianjurkan untuk mencegah penularan dari manusia ke manusia. Vaksin untuk mencegah penyakit pada manusia sedang di kembangkan.
Kerentanan antibiotik B. mallei menyerupai B. pseudomallei, kecuali gentamisin dan makrolida (misalnya klaritromisin dan azitromisin) aktif terhadap B. mallei tapi tidak B. pseudomallei. Direkomendasikan pengobatan dengan durasi yang sama seperti pengobatan untuk melioidosis (Currie J. B 2004).



Daftar Pustaka

Currie J. B. 2004. Burkholderia pseudomallei and Burkholderia mallei: Melioidosisand Glanders. Part III Infectious Diseases and Their Etiologic Agents (221): 2877-2878.

Fong, I.W., and Alibek, K. 2005. Bioterrorism and infectious Agents: A New Dilemma for the 21st Century. Springer, 99 – 145.

Godoy D, Randle G, Simpson AJ et al. 2003. Multilocus Sequence Typing and Evolutionary Relationships among the Causative Agents of Melioidosis and Glanders, Burkholderia pseudomallei and Burkholderia mallei. J Clin Microbiol 41 (5): 2068–2079. doi:10.1128/JCM.41.5.2068-2079.2003.

Wilson E. D. Et al. 2009. Biosafety in Microbiological and Biomedical Laboratories 5th Edition. U.S Department of Health anf Human Services.




1 komentar:

thanks mrs... membantu sekali.. kebetulan aku dapet tugas untuk membuat makalah tentang salah satu contoh senjata biologi yang pernah digunakan pada suatu negara. dan aku memilih Burkholderia mallei. ini sangat membantu...

 

Posting Komentar

Pages - Menu

Blogroll

Blogger templates

Blogger news